Berbagai pengalaman buruk yang dialami oleh umat muslim saat pergi ke Mekkah hendaknya bisa kita ambil sebagai ibrah. Agar jangan sampai hal tersebut menimpa kita dan tentunya menjadikan kita pribadi yang lebih baik serta bertakwa kepada Allah Ta�ala.
Dilansir dari Eberita diceritakan bahwa ada seorang ibu bernama Sarah dan anaknya yang sedang melaksanakan ibadah haji ke tanah suci. Umur yang sudah renta menjadikan Hasan, anaknya berusaha memapah sang ibu sambil berbisik, �Ummi, undzur ila Ka�bah� yang artinya �Ibu, lihatlah ke Ka�bah�.
Namun meski telah ditunjuki dan dibisikkan oleh sang anak, Sarah tetap tidak mampu melihat Ka�bah dan bahkan menyapukan pandangannya seakan tidak melihat sesuatu di depannya.
Padahal kondisi penglihatan Sarah nampak normal sebelum keberangkatan. Hasan berusaha berkali-kali menunjukkan bangunan tersebut, namun lagi-lagi Sarah hanya bisa mengusap matanya dan yang terlihat hanyalah kegelapan.
Merasa aneh dengan kondisi ibunya tersebut, Hasan kemudian bertanya kepada ibunya apakah memiliki kesalahan atau dosa di masa lalu. Namun Sarah menolak untuk menjawab pertanyaan anaknya.
Akhirnya Hasan coba memutuskan untuk membawa ibunya pada seorang ulama di Abu Dhabi. Tapi Sarah tetap membisu ketika ditanya oleh ulama tersebut.
Selang satu hari, Sarah ternyata coba menelepon ulama tersebut dan menceritakan kesalahan atau dosanya di masa lalu.
Dalam percakapan tersebut Sarah berkata, �Ustad, ketika saya muda dulu saya bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit pemerintah.�
Ulama itu pun langsung memotong, �Pekerjaan perawat adalah pekerjaan yang mulia.�
�Tapi saya mencari uang sebanyak-banyaknya dengan berbagai macam cara, tidak peduli halal atau haram. Saya acap kali menukar bayi sebab tidak semua orang suka dengan jenis kelamin bayi yang dilahirkan. Apabila ada yang ingin anak laki-laki karena melahirkan seorang anak perempuan, saya akan menukarnya dengan imbalan uang,� jelas Sarah.
Penasaran dengan kesalahan Sarah, ulama itu kemudian bertanya, �Lalu apa lagi yang anda kerjakan?�
Sarah lantas menceritakan bahwa ia juga memandikan jenazah karena bersekutu dengan dukun.
�Di rumah sakit saya juga memandikan jenazah, tapi saya memandikannya juga karena ada sebabnya. Saya bekerjasama dengan dukun,� terangnya.
Persekutuan tersebut mengharuskan Sarah untuk menanam sebuah benda sihir bersama dengan jenazah dengan tujuan untuk menyengsarakan orang lain. Alhasil Sarah pun memasukkan benda sihir tersebut ke dalam mulut jenazah.
�Pernah sekali seorang alim meninggal dalam kecelakaan. Saya memasukkan benda sihir itu ke dalam mulutnya. Tidak tahu mengapa benda-benda sihir itu kembali keluar dan tidak mau masuk sehingga saya mencoba menekannya lebih dalam berulang kali namun tetap gagal. Karena emosi, saya masukkan benda tersebut kemudian menjahit mulutnya,� cerita Sarah.
Sungguh manusia seperti apa diri Sarah yang tega menyiksa jenazah dengan begitu keji hanya demi mendapatkan imbalan uang. Terlebih dirinya merupakan seorang wanita.
Berselang 7 hari setelah percakapan tersebut, ulama itu kemudian merasa khawatir dengan Sarah dan berniat untuk mengunjunginya. Harapannya agar Sarah mau bertobat atas segala yang dilakukannya.
Namun ketika sampai di rumahnya, justru ulama tersebut terkejut lantaran Sarah telah meninggal setelah 2 hari dirinya ditelepon.
�Ummi sudah meninggal dua hari setelah menghubungi ustad,� ucap Hasan.
Awalnya setelah menghubungi ulama tersebut, Sarah mendadak jatuh sakit dan meninggal dunia. Ketika hendak dimakamkan, jenazahnya seakan ditolak oleh bumi. Hal ini dikarenakan setiap tanah tersebut digali, seketika itu juga tanah mendadak tertutup rapat. Keadaan tersebut terus berlanjut sehingga membuat para penggali kubur kewalahan dan menyerah.
Hasan dan ibunya pun ditinggalkan begitu saja di pemakaman. Bagi Hasan, tak mungkin dirinya meninggalkan sang ibu tanpa dikuburkan. Sementara jika harus dibawa pulang pun rasanya tidak mungkin.
Alhasil Hasan terus berdzikir dan berharap ada pertolongan Allah. Hingga akhirnya seorang pria berjubah hitam datang mendekat seraya berkata, �Biar saya yang mengurus jenazah ibumu, kamu pulanglah."
Sosok yang tidak jelas wajahnya itu pun meminta agar Hasan tidak menoleh ke belakang hingga sampai di rumah. Mendengar ucapan itu, Hasan percaya begitu saja dan membiarkan sang ibu diurus oleh sosok tersebut.
Ya Allah jauhkanlah kami semua dari perbuatan yang menghalalkan segala cara hingga kami terjemurus dalam kesyirikan. Aamiin
Dilansir dari Eberita diceritakan bahwa ada seorang ibu bernama Sarah dan anaknya yang sedang melaksanakan ibadah haji ke tanah suci. Umur yang sudah renta menjadikan Hasan, anaknya berusaha memapah sang ibu sambil berbisik, �Ummi, undzur ila Ka�bah� yang artinya �Ibu, lihatlah ke Ka�bah�.
Ilustrasi |
Padahal kondisi penglihatan Sarah nampak normal sebelum keberangkatan. Hasan berusaha berkali-kali menunjukkan bangunan tersebut, namun lagi-lagi Sarah hanya bisa mengusap matanya dan yang terlihat hanyalah kegelapan.
Merasa aneh dengan kondisi ibunya tersebut, Hasan kemudian bertanya kepada ibunya apakah memiliki kesalahan atau dosa di masa lalu. Namun Sarah menolak untuk menjawab pertanyaan anaknya.
Akhirnya Hasan coba memutuskan untuk membawa ibunya pada seorang ulama di Abu Dhabi. Tapi Sarah tetap membisu ketika ditanya oleh ulama tersebut.
Selang satu hari, Sarah ternyata coba menelepon ulama tersebut dan menceritakan kesalahan atau dosanya di masa lalu.
Dalam percakapan tersebut Sarah berkata, �Ustad, ketika saya muda dulu saya bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit pemerintah.�
Ulama itu pun langsung memotong, �Pekerjaan perawat adalah pekerjaan yang mulia.�
�Tapi saya mencari uang sebanyak-banyaknya dengan berbagai macam cara, tidak peduli halal atau haram. Saya acap kali menukar bayi sebab tidak semua orang suka dengan jenis kelamin bayi yang dilahirkan. Apabila ada yang ingin anak laki-laki karena melahirkan seorang anak perempuan, saya akan menukarnya dengan imbalan uang,� jelas Sarah.
Penasaran dengan kesalahan Sarah, ulama itu kemudian bertanya, �Lalu apa lagi yang anda kerjakan?�
Sarah lantas menceritakan bahwa ia juga memandikan jenazah karena bersekutu dengan dukun.
�Di rumah sakit saya juga memandikan jenazah, tapi saya memandikannya juga karena ada sebabnya. Saya bekerjasama dengan dukun,� terangnya.
Persekutuan tersebut mengharuskan Sarah untuk menanam sebuah benda sihir bersama dengan jenazah dengan tujuan untuk menyengsarakan orang lain. Alhasil Sarah pun memasukkan benda sihir tersebut ke dalam mulut jenazah.
�Pernah sekali seorang alim meninggal dalam kecelakaan. Saya memasukkan benda sihir itu ke dalam mulutnya. Tidak tahu mengapa benda-benda sihir itu kembali keluar dan tidak mau masuk sehingga saya mencoba menekannya lebih dalam berulang kali namun tetap gagal. Karena emosi, saya masukkan benda tersebut kemudian menjahit mulutnya,� cerita Sarah.
Sungguh manusia seperti apa diri Sarah yang tega menyiksa jenazah dengan begitu keji hanya demi mendapatkan imbalan uang. Terlebih dirinya merupakan seorang wanita.
Berselang 7 hari setelah percakapan tersebut, ulama itu kemudian merasa khawatir dengan Sarah dan berniat untuk mengunjunginya. Harapannya agar Sarah mau bertobat atas segala yang dilakukannya.
Namun ketika sampai di rumahnya, justru ulama tersebut terkejut lantaran Sarah telah meninggal setelah 2 hari dirinya ditelepon.
�Ummi sudah meninggal dua hari setelah menghubungi ustad,� ucap Hasan.
Awalnya setelah menghubungi ulama tersebut, Sarah mendadak jatuh sakit dan meninggal dunia. Ketika hendak dimakamkan, jenazahnya seakan ditolak oleh bumi. Hal ini dikarenakan setiap tanah tersebut digali, seketika itu juga tanah mendadak tertutup rapat. Keadaan tersebut terus berlanjut sehingga membuat para penggali kubur kewalahan dan menyerah.
Hasan dan ibunya pun ditinggalkan begitu saja di pemakaman. Bagi Hasan, tak mungkin dirinya meninggalkan sang ibu tanpa dikuburkan. Sementara jika harus dibawa pulang pun rasanya tidak mungkin.
Alhasil Hasan terus berdzikir dan berharap ada pertolongan Allah. Hingga akhirnya seorang pria berjubah hitam datang mendekat seraya berkata, �Biar saya yang mengurus jenazah ibumu, kamu pulanglah."
Sosok yang tidak jelas wajahnya itu pun meminta agar Hasan tidak menoleh ke belakang hingga sampai di rumah. Mendengar ucapan itu, Hasan percaya begitu saja dan membiarkan sang ibu diurus oleh sosok tersebut.
Ya Allah jauhkanlah kami semua dari perbuatan yang menghalalkan segala cara hingga kami terjemurus dalam kesyirikan. Aamiin
0 Response to "Sering Menukar Bayi Dan Masukkan Benda Sihir Dalam Mulut Jenazah, Ini Yang Dialami Perawat Di Mekkah"
Posting Komentar